Wednesday, September 13, 2006

Tangis itu sulit sekali ...

Beruntunglah kamu …
Saat air mata masih mengalir
Beruntunglah kamu …
Atas nikmatnya tangis
Beruntunglah kamu …
Atas hidupnya hatimu


Apakah arti menangis bagimu?
Saya sudah lama sekali tidak merasakan nikmatnya menangis. Saya sudah lama sekali tidak merasakan air mata yang mengalir membahasi pipi saya. Baikkah ia...? Burukkah ia...?

Sewaktu kecil, saya adalah seorang anak laki-laki yang cengeng. Saking cengengnya saya, ketika teman saya usil mengintimidasi saya di halaman belakang SD saya, belum diapa-apain pun air mata ini sudah mengalir dengan begitu derasnya. Dan ia pun mengejek saya. Alangkah hinanya harga diri yang saya rasakan saat itu. Sepeninggal teman saya, ingin rasanya memaki diri ini. Cengeng banget loe! Banci tau ga loe!!! Sejak saat itu, saya pun bertekad dan bersumpah sebagai seorang lelaki. Pantang bagi saya menangis lagi. Ternyata sukses...sejak kejadian itu ( kelas 1 SD ) saya gak pernah lagi merasakan tangisan, meski pipi ini pernah merasakan lembutnya tangan ayah, meski kuping ini pernah merasakan manisnya tangan ibu. Ajaib, saya gak pernah lagi menangis...sejak saat itu...

Waktu pun berlalu, menginjak remaja saya mulai ikutan acara acara pramuka, rohis dan lainnya yang selalu menyisipkan acara renungan ( muhasabah-red) di akhir acara. Banyak sekali penuturan yang dikeluarkan pembawa acara, tentang kematian, tentang ayah, tentang ibu, tentang saudara saya. Kawan-kawan saya mulai sesenggukan, menangis, mengisak dengan kerasnya. Lalu saya...???

Ya Allah...apa yang terjadi dengan diri saya? Kemana hati saya?? Kemana air mata itu ya Allah, kemana rahmatmu ya Allah...Apakah hati ini telah membatu, berkerak, berkarat, mati sehingga tak mampu lagi tertembus oleh kata-kata itu? tak mampu lagi merasakan pedihnya bayangan adzab...Akhirnya saya hanya bisa melalui setiap acara tersebut dengan terdiam, merenung, membisu tanpa setetes air matapun yang keluar.

Juni 2004, Diklat Mahasiswa Muslim
Tangisan itu pecah di bahu teman saya, saudara saya. Hati itu tembus oleh Pak Imanullah...terima kasih ya Allah akhirnya kau lembutkan lagi hati ini, pikirku ketika itu.

Waktu pun berlalu. Saya kembali menjadi seorang manusia yang sulit sekali menangis, sulit sekali menitikkan air mata. Sekilas tilawah yang dapat membuat hati ini sedikit bergetar. Hanya sedikit...

Sangat ingin sekali mudah menangis...

5 Comments:

At 9:07 PM, Blogger False said...

"Menangis adalah ungkapan paling jujur tentang suara batin manusia, yang melambangkan kepasrahan total seorang hamba pada Rabb-nya" (lupa dari mana)

 
At 6:01 AM, Blogger Adit-bram said...

sepertinya saya harus banyak belajar totalitas dalam kepasrahan, dan belajar jujur

 
At 7:22 AM, Blogger scttrBrain said...

braam!..uhuhuu...bram, mungkin ente harus banyak 'sendiri' untuk menangis. Biasanya susah klo nangis di depan orang banyak, tapi klo gw, saat sendiri, bener2 gak bisa dibendung. Self contemplation sering2...n you'll cry a lot more.

ihihih

 
At 1:43 PM, Anonymous Anonymous said...

ah...cengeng lu, Bram...
hehehe...

-fajar-

 
At 1:43 PM, Anonymous Anonymous said...

This comment has been removed by a blog administrator.

 

Post a Comment

<< Home