Saturday, September 30, 2006

Satu waktu....

Menyimpang dari tujuan
Paksa diriku
Terjebak di lingkaran
Andai kau tau itu

Sembunyi melawan sesal
Gelapnya hariku
Bimbang sejak di awal
Jika saja kau tau

Terpaksa menunggu
Hingga satu waktu kita bertemu

Kan kuceritakan
Semuanya padamu ...

Gelisah itu ...

Keadaan ini memaksa hati
Berharap sembunyi
Takkan terluka

Kesempatan ini akan kah pergi
Sesali diri
Takkan terluka


oleh : lupa ( OST.Janji Joni)

Lagi pengen posting syair ini. entah kenapa...

Monday, September 25, 2006

ngaji yuuukkk.....

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). …..”
Al Baqarah 185


Kita semua sama-sama pahami bahwa di bulan mulia ini, bulan yang sentiasa diturunkannya rahmat serta maghfirah (ampunan) kepada kita semua, sudah selayaknya kita melakuan aktivitas-aktivitas yang memiliki nilai manfaaat yang sebaik-baiknya. Dalam bulan Ramadhan, segala amalan sunnah akan memiliki nilai amalan wajib dan segala amalan wajib akan dilipat gandakan menjadi 70 kali lipat. Maka sudah selayaknya kita coba untuk secara ketat menjaga yang wajib dan mencoba untuk menghidupkan sunnah.

Salah satu di antara amalan sunnah ialah tilawah Qur’an. Di atas sudah saya kemukakan bahwa pada bulan Ramadhan ini merupakan bulan diturunkannya Al-Qur’an, sehingga wajar bagi kita untuk menjadikan bulan ini sebagai ”bulan meningkatkan kemesraan kita dengan Al-Qur’an” .

Kita tingkatkan lagi kuantitas bacaan kita, yang semula memiliki target harian setengah juz sehari, kita tambah lagi targetannya menjadi satu juz per hari dan mungkin lebih. Hal ini akan mudah ketika kita mencoba melaksanakannya setiap kita habis melakan ibadah 5 waktu. Setiap kita habis shalat, kita sempatkan 5 menit untuk tilawah. 5 menit tilawah merupakan waktu yang sudah cukup lama, dapat menyelesaikan kira-kira 1-2 halaman Qur’an. Nah, sehari 5 kali kita sudah bisa menamatkan stengah juz. Untuk yang memiliki skill baca Quran cepat, mungkin bisa lebih banyak lagi.

Memang akan terasa berat manakala kita masih kesulitan dalam membaca Qur’an. Buat temen-temen yang merasa kesulitan ( tebata-bata) dalam membaca Qur’an, coba tanya temen di sebelahnya..

eh, loe baca Qurannya lancar gak..?? gw mau donk di ajarin, gw blom lancar nih”

Kalo temen sebelahnya gak bisa, minta ke temen depan kamu atau belakang kamu sambil ngajak temen yang sebelahnya juga untuk belajar bareng. Masih gak bisa juga, sampe ga ada lagi yang bisa ngajarin kamu baca Qur’an, boleh hubungi saya, Insya Allah saya punya waktu yang cukup luang. Intinya, Jangan pernah malu untuk meminta kepada temen kita mengajari membaca Qur’an, karena ini akan berguna untuk kita juga. Coba deh bayangin ketika suatu saat nanti, kita udah nikah, punya anak. Trus anak kita sepulang dari sekolahnya meminta kepada kita....

”pa...ma...tadi di sekolah si dede bagus deh baca Qur’annya...saya juga mau donk kaya dede..”

Bayangkan bagaimana perasaan anak kita ketika kita tidak mampu memberikan apa yang dia minta.

Bayangkan juga suatu hari kita nanti ditanya oleh malaikat penanya di alam kubur,

”kenapa kamu tidak mengajarkan anak mu membaca qur’an?” karena kita juga tidak bisa membaca Qur’an bukan jawaban yang bijak saya pikir :p

FYI, buat yang sedang belajar membaca qur’an akan mendapatkan mendapatkan ganjaran dua kali lipat dari yang bisa membaca Qur’an. Pertama ganjaran ia membaca Qur’an dan kedua ganjaran ia belajar membaca Qur’an.
Buat yang mengajarkan pun akan mendapatkan ganjaran yang berlimpah. Karena ilmu yang bermanfaat merupakan amalan yang tidak akan putus pahalanya ketika orang tersebut dipanggil menghadap Rabbnya. Dan juga, ketika kita menjadi pintu masuknya hidayah pada seseorang, maka kita akan kecipretan pahala dari orang tersebut tanpa mengurangi pahala si empunya ibadah, termasuk di antaranya mengajarkan membaca Qur’an. Mirip prinsip MLM gitu lah...Tapi emang jadi mikirnya materialistis sih :p tapi ga papa lah...

Jadi kesimpulannya,
Buat yang belum bisa lancar dan baik membaca Qur’an, cari orang yang bisa mengajarkan secepatnya. Jangan tunggu tua atau tunggu Ramadhan Tahun depan.
Buat yang udah lancar bacanya, ajarin temennya donk, inget ganjarannya yang akan diberikan Allah.
Akhirul kalam, mari kita jadikan Ramadhan ini sebagai sarana mendekatkan kembali pada Qur’an, kitab suci kita. Jangan tunggu besok, jangan tunggu Ramadhan tahun depan, Karena kita tidak akan pernah tahu apa yang ada di depan kita. Wallahu a’lam bishshawab.

Wassalamualaikum wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

Wednesday, September 20, 2006

Prinsip Pertama...!!!

Islam adalah sistem menyeluruh yang menyentuh segala segi kehidupan.
Ia adalah
Negara dan Tanah Air
Pemerintah dan Ummat
Akhlak dan Kekuatan
Kasih Sayang dan Keadilan
Peradaban dan Undang-Undang
Ilmu dan Peradilan
Materi dan Sumber Daya Alam
Penghasilan dan Kekayaan
Jihad dan dakwah
Pasukan dan pemikiran
Sebagaimana ia adalah akidah yang lurus dan ibadah yang benar. tidak lebih dan tidak kurang

Sunday, September 17, 2006

I' ve been waiting for....

Hal apa yang paling anda benci ?

Tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa menunggu adalah pekerjaan yang sangat dibenci. Menunggu adalah pekerjaan yang menjemukan. Seorang ekstrim pernah mengatakan bahwa menunggu dapat membunuh seseorang. Jika anda benci menunggu, maka jangan sampai anda membuat orang lain menunggu.

Itulah mengapa kita dituntut untuk selalu menghargai waktu yang kita miliki. Kita dituntut untuk berlaku ketat terhadap waktu kita. Seorang alim pernah mengatakan bahwa buat seorang muslim, waktu adalah pedang. Jika kita tidak dapat menggunakan dengan sebaik-baiknya, maka ia dapat melukai kita bahkan bukan mustahil ianya dapat membunuh kita.

Berbicara mengenai aktivitas menunggu, saya ingin berbagi kisah perjalanan saya dan rekan saya arief menuju kantor di plasa Maspion tempat kami akan mempresentasikan hasil studi kami selama 3 bulan di cikande, daerah yang belum banyak dikenal orang.

Ketika itu kami berpikir bahwa acara presentasi akan dihadiri oleh petinggi-petinggi perusahaan tersebut. Kontak kami menekankan bahwa kami sudah harus standby di kantor sejak pukul 8, meskipun meeting dimulai pukul setengah sembilan.

FYI, rute yang kami lalui menuju plasa maspion merupakan rute yang tidak bisa diprediksi tingkat kepadatan kendaraannya. Jalan tersebut bukan termasuk jalan yang luas, namun banyak dilalui oleh truk-truk trailer ( kontainer ) yang panjang dan besar. Beranjak siang, jika anda terjebak dalam traffic jam di daerah tersebut, bisa menghabiskan waktu 2 -3 jam atau bahkan lebih untuk sampai bisa keluar dari kemacetan tersebut.

Dengan kondisi seperti itu dan pertimbangan bahwa kami tidak ingin mengecewakan para bos, maka sebelum jam 6 pagi kami sudah berangkat. Jakarta memang kota yang keras. Kehidupan sudah dimulai semenjak mentari belum aktif menjalankan tugasnya. Lalu lintas lancar, ga ada masalah dan akhirnya...

”itu gedungnya. Lambang maspion tuh” kata arief .
”oh iya... wah..udeh jam berape nih..?? waww....baru jam 7 rief. Kepagian banget kita”

Walhasil, sampailah kami di gedung itu. Sepi, sunyi. Sempat terlihat beberapa cleaning boy yang sudah mulai melaksanakan tugasnya menjaga kenyamanan area pribadi (toilet-red). Dan, giliran kami lah yang menikmati masa-masa indah menunggu para bos hingga jam 8 nanti ... menunggu...dan terus menunggu...

Thursday, September 14, 2006

Mengarungi Samudera Kehidupan

Mengarungi Samudera Kehidupan
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan
Tiada masa tuk berpangku tangan

setiap tetes peluh dan darah
tak akan sirna ditelan masa
segores luka di jalan Allah
kan menjadi saksi perjuangan

Allah Ghayatuna
Ar Rasul Qudwatuna
Al Quran Dusturuna
Al jihad Sabiluna
Al mautu Fi Sabilillah
Atsma amaninah

Allah adalah tujuan kami
Rasulullah Teladan kami
Al Quran pedoman hidup kami
Jihad adalah jalan kami
Mati di jalan Allah adalah
cita cita kami tertinggi


a nasyid by "lupa"

Wednesday, September 13, 2006

Tangis itu sulit sekali ...

Beruntunglah kamu …
Saat air mata masih mengalir
Beruntunglah kamu …
Atas nikmatnya tangis
Beruntunglah kamu …
Atas hidupnya hatimu


Apakah arti menangis bagimu?
Saya sudah lama sekali tidak merasakan nikmatnya menangis. Saya sudah lama sekali tidak merasakan air mata yang mengalir membahasi pipi saya. Baikkah ia...? Burukkah ia...?

Sewaktu kecil, saya adalah seorang anak laki-laki yang cengeng. Saking cengengnya saya, ketika teman saya usil mengintimidasi saya di halaman belakang SD saya, belum diapa-apain pun air mata ini sudah mengalir dengan begitu derasnya. Dan ia pun mengejek saya. Alangkah hinanya harga diri yang saya rasakan saat itu. Sepeninggal teman saya, ingin rasanya memaki diri ini. Cengeng banget loe! Banci tau ga loe!!! Sejak saat itu, saya pun bertekad dan bersumpah sebagai seorang lelaki. Pantang bagi saya menangis lagi. Ternyata sukses...sejak kejadian itu ( kelas 1 SD ) saya gak pernah lagi merasakan tangisan, meski pipi ini pernah merasakan lembutnya tangan ayah, meski kuping ini pernah merasakan manisnya tangan ibu. Ajaib, saya gak pernah lagi menangis...sejak saat itu...

Waktu pun berlalu, menginjak remaja saya mulai ikutan acara acara pramuka, rohis dan lainnya yang selalu menyisipkan acara renungan ( muhasabah-red) di akhir acara. Banyak sekali penuturan yang dikeluarkan pembawa acara, tentang kematian, tentang ayah, tentang ibu, tentang saudara saya. Kawan-kawan saya mulai sesenggukan, menangis, mengisak dengan kerasnya. Lalu saya...???

Ya Allah...apa yang terjadi dengan diri saya? Kemana hati saya?? Kemana air mata itu ya Allah, kemana rahmatmu ya Allah...Apakah hati ini telah membatu, berkerak, berkarat, mati sehingga tak mampu lagi tertembus oleh kata-kata itu? tak mampu lagi merasakan pedihnya bayangan adzab...Akhirnya saya hanya bisa melalui setiap acara tersebut dengan terdiam, merenung, membisu tanpa setetes air matapun yang keluar.

Juni 2004, Diklat Mahasiswa Muslim
Tangisan itu pecah di bahu teman saya, saudara saya. Hati itu tembus oleh Pak Imanullah...terima kasih ya Allah akhirnya kau lembutkan lagi hati ini, pikirku ketika itu.

Waktu pun berlalu. Saya kembali menjadi seorang manusia yang sulit sekali menangis, sulit sekali menitikkan air mata. Sekilas tilawah yang dapat membuat hati ini sedikit bergetar. Hanya sedikit...

Sangat ingin sekali mudah menangis...

Saturday, September 09, 2006

Semoga kau dapatkan unta merah itu....!!!

“gimana nih..??” tanya saudaraku.
“ya udah, ente mending konsultasi aja dulu ke ustadz. Minta pendapatnya gimana?”


Kutipan percakapan di atas merupakan obrolan singkat mengenai sedikit kebingungan saudara saya yang akan mendapatkan unta merah dari-Nya jika ia sukses menjalankan amanahnya.

Amanah seperti apakah yang membuat saudara ku bingung??

Ceritanya saudara saya (sebut saja namanya irdna - bukan nama sebenarnya ) jadi mentor Asistensi Agama dan Etika Islam di kampus yang katanya nomor satu di negeri ini. Beruntungnya irdna kebagian membina seorang yang sangat special.
Ia adalah seorang bule ( aseli amrik ) yang pindah kuliah ke kampusnya. Bule ini ( ga enak juga sih nyebut nama nya bule, abis lupa nama benernya) aselinya angkatan 2000, sudah menikah dengan wanita Indonesia dan masuk menjadi mahasiswa 2005 di kampus irdna, dan dia... belum menjadi seorang muslim.

Gimana donk, pikirnya. Dan sang bule ini tertarik untuk mempelajari Islam dan tertarik untuk menjadi bagian dari persaudaraan yang dilandasi oleh syahadat sebagai alat pengikatnya.
Ya..ia ingin menjadi seorang muslim. Untuk itulah mas bule ini ikut mengambil mata kuliah agama islam dan berkewajiban untuk ikut mentoring AAEI sebagai bagian dari proses pendidikan tersebut..

Irdna sebagai mentornya pun bingung harus memulai dari mana untuk membantu calon saudaranya ini. Karena ketika mas bule ini dikelompokkan dengan rekan-rekan lainnya, tentunya mas bule belum memiliki pemahaman yang sama dengan rekannya. Yang jelas, ia memiliki amanah yang sangat dahsyat, dan saya yakin sekali, irdna akan mampu mengembannya seperti amanah-amanah yang pernah ia terima sebelumnya.

Buat irdna, smangat bos…ketika mas bule ini mendapatkan hidayah dari-Nya melalui kamu, maka janji Allah sudah pasti…unta merah akh..!!!

Ini pun yang seharusnya menjadi motivator bagi penerus tegaknya risalah ini, pembawa nilai-nilai kebenaran, bahwa prinsip MLM dalam dakwah itu pasti.

Ketika engkau menjadi pintu masuknya hidayah bagi seseorang, maka seluruh amalan yang dilakukan orang tersebut akan menjadi bagian mu juga dengan tidak mengurangi pahala orang tersebut…

Wallahu a’lam bishshawab…

Sunday, September 03, 2006

kring..kring..goes..goes...!!


Hari ini saya baru saja memperbaiki sepeda teman yang lama dianggurkan di rumah kami. Petualangan pertama di kota Bandung dengan sepeda pun dimulai. Selama perjalanan, rekaman memori saya tentang sepeda serasa berputar kembali. Saya akan berkisah tentang kisah-kisah masa kecil saya yang akrab dengan sepeda.

Disinilah ku bermula
Saya mulai belajar mengendarai sepeda ketika menginjak kelas 2 SD. Sepeda roda dua saya yang pertama adalah jenis BMX, sepeda stang lurus (merk senator), hingga kembali ke BMX lagi (pengaruh Lotte). Yang unik pada moment ini, saya langsung bisa mengendarai sepeda roda dua. Padahal abang saya membutuhkan waktu yang lebih lama dari saya dengan catatan rekor tabrak tiang listrik, masuk got  dan lain sebagainya. Dan hal itu tidak terjadi pada saya. Bakat alam kali ya....??

go go doohan
Saya dan temen-temen yang sebaya terdiri lebih dari 10 bocah membentuk semacam ”geng bersepeda”. Dulu masih jamannya Mick Doohan merajai moto GP 500 CC.. Kami pun menggunakan nama-nama pembalap tersebut, Mick Doohan, Max Biaggi, alex criville, okada dan lainnya. Stang sepeda BMX kami modifikasi menjadi mirip stang bungkuknya motor balap. Dengan gaya tidak mau kalah dengan bang Doohan, geng saya sering balapan keliling komplek tanpa peduli keselamatan orang lain di sekitar kami ” Hei..minggir...raja balapan mau lewat....” begitu mungkin perasaan yang tergambarkan ketika sedang di atas sepeda. Hal yang tidak terlupakan adalah ketika salah satu teman saya mengambil gaya belok pembalap GP dengan memiringkan posisi badan, kecepatan tinggi, tergelincir..dan terjadilah kecelakaan beruntun yang membuat semua pembalap cilik itu berjatuhan, saling lindas, saling tindih, dengkul lecet, celana sobek, sikut berdarah-darah. Akan tetapi, bukan tangisan yang terdengar, tidak ada air mata yang mengalir, melainkan teriakan ungkapan kebahagiaan, tawa yang lepas, kepuasan yang amat sangat ketika bisa beraksi seperti bang doohan dengan ditambah kecelakaan yang sangat dramatis itu. Kami benar-benar merasa seperti pembalap sungguhan yang sering muncul di TV.

Lotte..lotte..lot..lot..lotte
Waktu itu jamannya sepeda BMX sedang in. Kami menyebutnya sepeda Lotte ( karena iklan permen karet Lotte menggunakan atraksi BMX sebagai alat promosinya). Rem yang digunakan pun seragam. Mekanisme rem yang kami gunakan dengan torpedo--mekanisme rem dengan memundurkan pedal di kaki , dor trap--ada yang bilang ini adalah nama lain dari torpedo, tapi dor trap yang kami maksud adalah mematikan gigi dengan ban, sehingga pedal bisa digunakan maju dan mundur. Mekanisme rem tersebut untuk kepentingan akrobatik dengan meniadakan kavel-kabel rem tangan yang bikin ribet. Akrobatik, itulah tema bersepeda musim itu. Gaya-gaya akrobatik pun dimulai. Dari yang sederhana seperti lepas tangan, memutar-mutar setang, berjalan mundur, mengankat ban depan, mengangkat ban belakang, posisi tidur di atas sepeda, hingga yang ekstrim seperti berdiri di atas sepeda. Yang terekam jelas dalam memori saya ketika teman saya berdiri di atas sepeda. Entah kenapa tiba-tiba garpu sepeda (penyangga roda) bagian depan patah sehingga membuat teman saya terpelanting ke jalan aspal. Tapi memang dasar jagoan, tidak ada keluhan, yang ada hanya ungkapan kepuasan mengalami moment yang istimewa tersebut.

avonturir
Geng bersepeda kami sangat menikmati petualangan. Kami sering menjelajah daerah yang belom pernah kami kenal, berkelana jauh. Hanya bosanlah yang dapat membuat kami kembali ke rumah kami. Ketika belum bosan, tak perduli seberapa jauh perjalanan akan kami tempuh.

Itulah sekelumit kisah romantis antara saya dan sepeda. Entah akan seperti apa petualangan yang akan saya alami ke depan dengan bersepeda di kota Bandung. Kesimpulan hari pertama saya bersepeda dari kosan di sadang serang ke kampus itb, Capeeekk....pegellll....lah iya, wong di jalan tubagus Ismail ke simpang jalanannya menanjak.

Dan lembang, Tangkuban, ciwidey, sukawana, sepertinya menarik untuk dikunjungi dengan bersepeda. Ada yang mau menemani petualangan saya....???